Karakteristik Signal Ucapan Pada Penderita
Disfungsi Fonologis Untuk Identifikasi Prosodi Kemampuan Bicara
Menggunakan Tools Speech Filing System
·
LATAR BELAKANG PENELITIAN
Gangguan fonologis atau
disfungsi fonologis merujuk pada model gangguan bicara yang dapat diukur
berdasarkan perkembangan usia anak dan kecerdasannya. Ganguan tersebut secara
praktis dapat disebut sebagai bentuk ketidaktepatan atau keterlambatan aspek
bicara pada anak. Bentuk gangguan yang dapat diidentifikasi terdiri atas
kesalahan dalam produksi suara, subtitusi satu suara dengan suara lain, dan
menghilangkan suara tertentu seperti konsonan akhir. Kesulitan tersebut bagi
anak tentunya dapat mengganggu kemampuan akademik dan komunikasi sosial.
Melalui analisis fonologi
prosodi akan ditemukan aliran bicara yang diatur dalam sebuah himpunan unit
fonologi. Hal ini merujuk pada teori interaksi antara fonologi dan komponen
dari tata bahasa. Interaksi, dalam bentuk aturan pemetaan yang membangun
struktur fonologis berdasarkan pengertian morfologi, sintaksis, dan semantik,
menyediakan set unit fonologi yang diperlukan untuk mengkarakterisasi domain
aplikasi dari sejumlah besar aturan fonologis.
Pada kasus disfungsi fonologis
yang parah seperti b, m, t, d, n, dan h sering keliru diucapkan. Satu atau
banyak suara bicara mungkin terkena , tetapi suara vokal tidak padahal fungsi
intonasi yang utama adalah mengorganisasikan wacana lisan menjadi unit-unit
dipahami, tanda baca, kapitalisasi dan paragraf yang tertulis. Signaling
organisasi isi informasi dari pesan dan menunjukkan makna gramatikal dan sikap
bicara anak. Melalui intonasi kalimat tersebut dapat diorganisasikan jenis
bahasa lisan ke dalam unit intonasi yang disebut nada suara.
Untuk dapat menganalisis signal
ucapan pada kasus disfungsi fonologis ini akan dimanfaatkan perangkat lunak
Speech Filing System (SFS) yang pertama kali diperkenalan pada april 2000. Di
mana perangkat lunak ini mampu menampilkan gelombang signal wicara dalam bentuk
spektogram dan pitch yang menunjukan pola perubahan frekuensi dasar setiap
waktu yang tidak lain menggambarkan prosodi atau intonasi dari signal ucapan.
Fonologi prosodi dikemukakan
oleh Firth yang mencakup ciri lain di luar konsonan dan vokal berupa tingkat
suku kata, kata, frase, dan kalimat (Daniel, 1991). Prosodi dapat dibagi
menjadi beberapa komponen penting yaitu prosodi suku kata, prosodi bagian
kalimat berupa pemanjangan, nada, tekanan, hubungan nada antara suku kata, dan
suku kata, serta prosodi kalimat berupa intonasi. Analisis prosodi digunakan
untuk menunjukkan fungsi-fungsi yang eksplisit fonologis berdasarkan ciri
fonetik dan menghubungkannya dengan analisis tata bahasa.
Pengembangan analisis prosodi
masih menunjukkan belum banyaknya interaksi dengan kerangka teoritis lainnya
Penelitian yang dikembangkan selanjutnya dilakukan oleh Zellig Harris, yang
menunjukkan terdapat atribut bahasa sebagai aspek penting dari struktur
fonologi seperti prosodi, yang cakupannya lebih besar dibandingkan segmen
tunggal. Penelitian tentang konsep fonologi dilakukan oleh Liberman dan
Pangeran (1977), Selkirk (1980; 1984), Beckman dan Pierrehumbert (1986), Nespor
dan Vogel (1983), dan Ladd (1986; Ladd dan Campbell, 1991).
Banyak penelitian yang
memanfatkan perangkat lunak SFS ini, diantaranya Hyunsong Chung dari Department
of Phonetics and Linguistics sejak tahun 2000 melakukan penelitian
tentang Consonantal and Prosodic Influences on Korean Vowel Duration.
Tahun 2001 ,Muhammad Subali melakukan
penelitian dengan judul Kalman Filter untuk pemilihan DIPONE pada pensitesa
suara Bahasa Indonesia.
Tahun 2006 Muhammad subali
melakukan penelitian dengan judul Model Linier Dinamik untuk pemilihan DIPONE
pada pensitesa suara Bahasa Indonesia.
Tahun 2007 Harveen Khaila
dengan peneltian A Phonetics and Phonological Study Of So
Called ‘Buccal’ Speech
Produced By two Long-Term tracheostomised Children.
Biljana Prica pada tahun
2010 dengan penelitian Recognition of Vowels in Continous Speech by Using
Formants. Muhammad Subali pada tahun 2010 melakukan penelitian
dengan judul Prosody Model Analysis Of Bahasa Indonesia Speech Synthesizer
Using Speech Filing System.
Unit bunyi terkecil yang dapat
dibedakan oleh manusia disebut fonem.
Suatu ucapan kata atau kalimat
pada prinsipnya dapat dilihat sebagai urutan fonem.
Himpunan fonem yang ada dalam
suatu bahasa berbeda-beda. Setiap fonem disimbolkan dengan suatu symbol yang
unik. Sinyal ucapan vokal memiliki bentuk kuasi periodik seperti terlihat pada
Gambar 1.1.
Setiap vokal mempunyai komponen
frekuensi tertentu yang membedakan karakter satu fonem vokal dengan fonem vokal
lainnya, seperti terlihat pada spektogram Gambar 1.2.
Fonem vokal Bahasa Inggris
mencakup fonem-fonem /IY/, /IH/, /EH/, /AE/, /AA/, /ER/,/AH/, /AX/, /AO/, /UW/,
/UH/, dan /OW/.
Gambar 1.1.Bentuk Signal Ucapan Vokal Bahasa
Gambar 1.2
Spektogram Signal Ucapan
Vokal
·
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini adalah
mengidentifikasi prosodi melalui karakteristik signal ucapan pada penderita
disfungsi fonologis.Luaran penelitian ini adalah model prosodi yang akan
digunakan dan dikembangkan pada penelitian berikutnya untuk mendeteksi
keterlambatan dalam disfungsi fonologis dalam meningkatkan ketrampilan bicara
anak-anak yang berpartisipasi.
·
TARGET PENELITIAN
Individu yang menderita
disfungsi fonologis terutama anak-anak.
·
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dari perekaman suara sejumlah orang yang menderita disfingsi fonologis diambil
secara langsung melalui sistem perangkat keras yang terintegrasi dengan perangkat
lunak. Data sekunder berasal dari hasil analisi menggunakan perangkat lunak
speech filing system dalam bentuk karakteristik signal ucapan yang menunjukkan
prosodi untuk setiap kata yang diucapkan. Data sekunder ini digunakan untuk
pembangunan metode dan uji coba algoritma terapi bicara .Lima kata yang di
ujikan terdiri dari kata /ayam/, /balón/, /bola/, /buku/ dan /lampu/.
·
HASIL & PEMBAHASAN
Dengan menggunakan perangkat
lunak Speech filing System untuk setiap kata yang diucapkan diperoleh pola
prosodi seperti pada gambar 3.1a sampai dengan 3.1e.
Gambar 3.1a..Prosodi kata
/AYAM/
Gambar 3.1b..Prosodi kata
/BALON/
Gambar 3.1c..Prosodi kata
/BOLA/
Gambar 3.1d..Prosodi kata
/BUKU/
Gambar 3.1e..Prosodi kata
/LAMPU/
Berdasarkan data signal prosodi
di atas diperoleh hasil sebagai berikut. Untuk pengucapan suku kata yang
konsonan /b/ dan / l/ tidak terdapat perubahan frekuensi dasar pada durasi
tertentu 0,1 s sampai 0,4 s dan terdapat terputusnya signal untuk waktu antara
0,718 sampai dengan 0,789 s saat peralihan konsonan /m/ ke /p/ pada kata
/lampu/.Demikian juga pada kata /buku/ terdapat terputusnya signal pada waktu
antara 0,340 s sampai dengan 0,528 s. Hal ini mengindikasikan terdapatnya
kesulitan pada alat ucap dalam membangkitkan konsonan /b/ dan /l/.Sedangkan
untuk vocal relative menghasikan variasi frekuensi dasar yang sesuai.
·
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Dari uji coba dan analisis yang
dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat ke tidak jelasan pengucapan untuk
konsonan konsonan, dan perlihan pengucapan konsonan ke konsonan atau vocal ke
konsonan.
Saran
Perlu dilakukan pengujian
dengan variasi sampel yang banyak, dan dengan proses perekaman pada tempat yang
jauh dari kebisingan.Data analisis dapat ditindak lanjuti untuk penelitian
pembuatan algoritma terapi pengucapan
SUMBER
No comments:
Post a Comment